pertama-tama saya akan membahas tentang
MANUSIA DAN AFEKTIVITASNYA
Kekayaan dan kompleksitas afektivitas manusia
afektivitas adalah yang membedakan manusia dan tumnbuhan.
Afektivitaslah yg membuat manusia ‘berada’ di dunia, berpartisipasi dg org lain dan yg mendorong org utk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif.
Seluruh kehidupan afektif berputar pada dua kutub yang bertentangan satu sama lain -> mengarah pada obyek karena menyukainya, atau berpaling darinya karena menganggapnya buruk.
Cinta = buah afektivitas positif ; benci= buah afektivitas negatif.
ciri khas kebenaran afektivitas yg disebut ‘suasana hati.’ Org bersuasana hati baik: bila semua kemampuan bekerja dg baik.
yang bukan perbuatan afektif
Cinta membuktikan diri dalam perbuatan2. Cinta yang mendahului perbuatan2.
Kerap afektivitas itu disamakan dengan kesanggupan merasa : Padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.
yang merupakan perbuatan afektif
Hidup afektif atau afektivitas=seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
perbuatan afektif beda dengan ‘perbuatan mengenal’ karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada ‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pada obyek.
Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya
Catatan ttg cinta akan diri, sesama dan Tuhan
Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka tidak baik.
Padahal cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh2.
Org egois hanya mengambil untung dari apa saja.
Jika kita mencintai Tuhan dg seluruh jiwa/hati, tidakkah itu sama dengan mengasingkan diri dr diri sendiri? Tidak. Tuhan tdk melawan kita. Ia transenden dan imanen.
St. Agustinus: Tuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing2.
Ia = dasar dlm mana semua manusia saling berkomunikasi. Makin sy mendekati org lain, makin saya mendekati Tuhan.
KEBEBASAN
Jiwa dan kebebasan
Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya
Karena jiwalah, manusia menjadi mahluk bebas. Kebebasan itu mendasar bagi manusia.
“sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan” (Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya, kebebasan menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia
Pandangan determinisme
determinisme: aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia.
Setiap peristiwa termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.
Seluruh kegiatan manusia di dunia berjalan menurut keharusan yang bersifat deterministik:
-Determinisme fisik-biologis
-Determinisme psikologis
-Determinisme sosial
-Determinisme teologis
Kelemahan determinisme:
-Menyangkal sifat multidimensional dan paradoksal manusia (paradoks tidak meniadakan kebebasan juga keharusan, bukan?)
-Menyangkal bahwa manusia selalu melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tindakannya
-Menafikan adanya tanggung jawab
Kebebasan sebagai bagian eksistensi manusia
-Manusia hidup dalam “kemungkinan dapat”/berhadapan dengan pilihan berbeda bobot
-Adanya tanggung jawab
-Makna perbuatan moral ada pada kebebasan
arti kebebasan
Pengertian umum/Kebebasan negatif/tidak ada hambatan (tidak ada paksaan, tidak ada hambatan, tidak ada halangan, tidak ada aturan). Tapi ini bukan kebebasan eksistensial
Pengertian khusus/kebebasan eksistensial
-Penyempurnaan diri
-Kesanggupan memilih dan memutuskan
-Kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan (kebebasan/hak-hak dasar seperti ditegaskan Franz Magnis-Suseno
Jenis-jenis kebebasan
-Kebebasan horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dan kebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai)
-Kebebasan eksistensial (kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain, kebebasan
-Nilai humanistik dalam kebebasan eksistensial
-Melibatkan pertimbangan
-Mengedepankan nilai kebaikan
-Menghidupkan otonomi
-Menyertakan tanggung jawab
Kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif
4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:
-Menyertakan pengertian
-Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
-Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
-Terkait dengan hakikat manusia sebagai mahkhluk sosial
Sejarah perkembangan masalah kebebasan
Filsafat Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena
Adanya pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib”, “kehendak mutlak” yang mengatasi manusia dan para dewasa, yang secara sadar atau tidak sadar menentukan tindakan. Jadi, tak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya
Menurut pemikiran Yunani, manusia adalah bagian alam maka harus mengikuti hukum umum yang mengaturnya
Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis
Zaman abad pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
Zaman modern, perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
Era kontemporer (pascamodern), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial
Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri
sumber: PPT materi filsafat tanggal 26-september-2014
kebebasan menurut saya yaitu:
kebebasan itu tidak ada tekanan, paksaan, ketakutan, tidak terkekang, kebebasan itu situasi yang membawa kita untuk menjadi diri sendiri tanpa terbawa oleh pendapat / omongan orang lain.
Kebebasan juga mempunyai ikatan , namun ikatan terjadi ketika kita dengan sadar rela untuk mengikatkan diri untuk memberi batasan pada sesuatu hal. dapat juga dikatakan bahwa kebebasan adalah sebuah tanggung jawab diri kita sendiri.
Lengkap deh sella, 86 untuk kamu
ReplyDelete