Hakikat Seni dan Estetika
- Amsal Bakhtiar (2007) seni adalah suatu produk peradaban manusia, suatu wilayah dan suatu kebudayaan yang diciptakan oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat. Secara teoritis, seni atau kebudayaan diartikan sebagai manifestasi budaya manusia yang memenuhi syarat-syarat estetik.
- Koentjaraningrat yang dikutip Andi Hakim Nasution (2007) menjelaskan, bahwa dalam budaya terdapat tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia ini, yaitu :
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem religi
7. Kesenian
Koentjaraningrat menjelaskan bahwa suatu unsur universal kesenian dapat berwujud gagasan, ciptaan, pikiran, cerita, dan syair-syair yang indah. Namun, kesenian juga dapat berwujud tindakan interaksi berpola antara seniman pencipta, seniman penyelenggara, sponsor kesenian, pendengar, penonton, dan konsumen basil kesenian. Kesenian juga dapat berupa benda-benda indah, candi, kain katun yang indah, benda-benda kerajinan dan sebagainya.
- Surajiyo (2008) memaparkan bahwa secara praktis, seni sebagai suatu kebudayaan yang diciptakan manusia dapat dibedakan atas :
1. Seni sastra, seni dengan alat bahasa
2. Seni musik, seni dengan alat bunyi atau suara
3. Seni tari, seni dengan alat grakan
4. Seni rupa, seni dengan alat garis, bentuk, warna, dan sebagainya
5. Seni drama atau teater, seni dengan alat kominasi sastra, musik, tari atau gerak, dan rupa.
- Menurut The Liang Gie (2007), seni adalah suatu hal yang menunjuk kepada keindahan (estetika). Berdasarkan teori umum yang berkembang tentang keindahan, dapat dikategorikan kepada tiga besar, yaitu :
1. Hal yang indah dan baik : keindahan sebagai suatu jenis keserasian atau ketertiban
2. Keindahan dan kebenaran : hal yang indah sebagai suatu sasaran perenungan.
3. Unsur-unsur keindahan : kesatuan, perimbangan dan kejelasan.
- Hamdani (2011) memberikan definisi tentang keindahan dengan menunjuk kepada pandangan para ahli.
1. Mortimer Adier : sifat dan suatu benda yang memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang bisa diperoleh semata-mata dan memikirkan atau melihat benda individual itu sebagaimana adanya.
2. Thomas Aquinas : suatuyang menyenangkan saat dilihat.
3. Aristoteles : sesuatu yang selain baik jyga menyenangkan.
4. Charles J. Bushnell : kualitas yang mendatangkan penghargaan yang mendalam tentang berbagai nilai atau ideal yang membangkitkan semangat.
5. Miichelangelo : penyingkiran hal-hal yang berlebihan.
- Monroe Beardsley sebagaimana dikutip The Liang Gie (2007) yang memaparkan bahwa terdapat tiga unsur yang menjadi sifat dasar membuat sesuatu yang baik dan indah dalam seni
1. Kesatuan (unity)
2. Kerumitan (complexity)
3. Kesungguhan (intensity)
- Supranto (2011) estetika mempelajari tentang hakikat keindahan di dalam seni. Estetika merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang hakikat indah dan buruk. Estetika (seni) memiliki sifat yang universal, berarti berlaku umum.
Hakikat Agama
- Amsal Bakhtiar (2007) memahami kata agama berasal dari bahasa sansekerta dari kata “a” berarti tidak dan “gama” berarti kacau. Jika digabungkan berarti sesuatu yang tidak kacau.
- Menurut Hinduisme agama sebagi kata yang berfungsi memelihara integritas seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya tidak kacau.
- Dedi Supriadi dan Juhaya S. Praja (2010) mengungkapkan, kesalehan vertikal dalam ritual dan pengakuan dokrin tidak cukup, religiusitas menuntut komitmen nilai dalam hubungan manusia secara horizontal. Ketika bersama dengan penyebaran ajaran, agama mengalami pembakuan doktrin dan pembentukan jaringan institusi. Pada tahap ini agama lebih fokus pada perkara struktur. Struktur ajaran dalam rupa pernyataan verbal maupun wacana menjadi penting, tapi juga struktur organisatoris mengalami perluasan dan perumitan.
- Yang mengaburkan pada masa pramodern adalah idealisme “tanggung jawab “ yaitu analisis antara yang suci dan kekuasaan.
Hakikat Budaya
- Ayi Sofyan (2010) memahami tantang budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddliayah yang berarti sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
- Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
- Melvile J. Hersovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
- Koentjaraningrat (2007) memahami budaya adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan, dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia yang belajar.
- Yojachem berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang imateriel bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan.
- Ciri khas yang mengambarkan kebudayaan Indonesia :
· Rumah adat daerah yang berbeda satu dengan lainnya.
· Alat musik di setiap daerah yang berbeda
· Kriya ragam hias dengan motif-motif tradisional, dan batik yang sangat beragam antar daerah tertentu, dibuat diatas media kain dan kayu.
· Properti kesenian Indonesia memiliki beragam bentuk selain seni musi, tari, teater, wayang golek dan topeng.
· Pakaian daerah
· Benda seni
· Adat isitadat
- The Liang Gie mengatakan kebudayaan dibagi dalam tiga sistem, yaitu :
1. Sistem lazim yang sering disebut adat istiadat
2. Sistem sosial di mana merupakan suatu tindakan yang berpola dan manusia
3. Sistem teknologi sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbiasan jasmaninya.
- Soegiri (2008) mengemukakan pandangan Melvile J. Hersovits yang menyebutkan kebudayaan memiliki empat unsur pokok, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
- Bambang Sugiharto (2008) merumuskan empat prinsip dasar yang penting dalam memahami kebudayaan, yaitu :
1. Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai dan yang ditandai. Penanda yaitu citra bunyi, sedangkan penanda yaitu gagasan atau konsep. Konsep bunyi memiliki 3 komkonen, yaitu : artikulasi kedua bibir, pelepasan udara yang keluar secara mendadak, dan pita suara yang tidak bergetar.
2. Adanya acuan ke realitas objektif
3. Permasalahan yang selau kembali dalam mengkaji masyarakat dan kebudayaan adalah hubungan antara individu dengan masyarakat.
4. Gagasan kebudayaan.
Hakikat Peradaban
Menurut Andi Hakim Nasution (2007) kebudayaan dan peradaban hanya merupakan istilah. Peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur kebudayan yang ‘harus’ dan ‘indah’. Pada sisi lain, istilah peradaban juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, seni kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Dari segi etimologis, peradaban berarti kebudayaan yang telah sampai pada tingkat jenuh, yang telah berlangsung secara terus-menerus. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya terwujud unsur-unsur budaya bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan itu dikatakan telah memiliki perdaban yang tinggi.
Interkoneksi ilmu Pengetahuan, Seni dan Agama dalam Prespektif, Budaya, dan Peradaban.
1. Prespektif Ilmu dalam Budaya
Manusia diciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran manusia mendapatkan ilmu, seperti ilmu sosial, ilmu pertanian, ilmu pendidikan,dan ilmu kesehatan. Pada Hakikatnya manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi di sekitarnya. Pengetahuan kaidah berpikir atau logika merupakan sarana untuk memperoleh,memelihara, dan meningkatkan ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur kebudayaan. Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling memengaruhi. Peranan ganda ilmu dalam pengembangan kebudayaan sebagai berikut :
a. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya perkembangan kebudayaan nasional.
b. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan waktu suatu bangsa.
Ada tujuan nilai yang terkandung dalam hakikat keilmuan, yaitu knitis, rasional, logis, objektif, terbuka, menjunjung kebenaran, dan pengabdian universal.
Langkah-langkah yang digunakan yang pada pokoknya beberapa pemikiran :
· Ilmu merupakan kebudayaan, sehingga setiap langkah dalam kegiatan peningkatan ilmu harus memperhatikan budaya.
· Ilmu merupakan salah satu cara menemukan kebenaran
· Asumsi dasar dan setiap kegiatan dalam menemukan kebenaran yaitu percaya dengan metode yang digunakan
· Kegiatan keilmuan harus dikaitkan dengan moral
· Pengembangan keilmuan harus seiring dengan pengembangan filsafat
· Kegiatan ilmiah harus otonom dan bebas dari kekangan struktur kekuasaan.
2. Prespektif Budaya dan Pengetahuan dalam Peradaban
Kebudayaan dapat digunakan untuk keperluan praktis, memperlancar pembangunan masyarakat, di satu sisi pengetahuan teoretis tentang kebudayaan dapat mengembangkan sikap bijaksana dalam menghadapi serta menilai kebudayaan yang lain dan pola perilaku yang bersumber pada kebudayaan sendiri. Kebudayaan sebagai sistem yang merupakan hasil adaptasi pada lingkungan alam atau suatu sistem yang berfungsi untuk mempertahankan kehidupan masyarakat.
Kebudayaan tidak bisa terlepas dari peradaban. Peradaban muncul setelah adanya masa kolonialisasi di mana ada semangat untuk menyebarkan dan menanamkan peradaban bangsa kolonial dalam masyarakat jajahannya, sehingga pada masa itu antara masyarakat yang ‘beradab’ dan yang ‘kurang beradab’ dapat digeneralisasikan sebagai corak kehidupan barat vs. yang bukan barat.
3. Prespektif Agama dan Budaya
agama yang dibududayakan yaitu jaran suatu agamayang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh penganutnya, sehingga menghasikan suatu karya/budaya tertentu yang mencerminkan ajaran agama yang dibudidayakan itu. Agama bukan suatun aturan yang dibuat oleh Tuhan, tetapi agama merupakan suatu kebutuhan manusia untuk kebaikan manusia. Pembudayaan suatu agama dapat mengangkat citra agama apabila pembudayaan itu dilakukan dengan tepat dan penuh tanggung jawab sehingga mampu mencermikan agamanya.
4. Agama sebagai Kritik Kebudayaan
Penting ditekankan bahwa agama meiliki peran sebagai kritik kebudayaan. Kebudayaan harus dinilai dalam prespektif ke arah mana ia akan membawa manusia. Agama harus berdimensi kritis terhadap kebudayaan manusia. Agama harus meminimalisasi kecenderungan ‘sekularisasi kebudayaan’.
- Fungsi kritis agama harus dilakukan dengan menjauhi sikap yang sifatnya totaliter
- Agama dalam menerangkan fungsi kritisnya secara konkret harus memiliki pengetahuan empiris yang tangguh.
- Agama tidak bisa bersifat politisi dalam pengertian hanya membatasi diri pada masalah ritualistik dan moralitas dalam kerangka ketaatan kepada Tuhannya.
- Perlunya mendefinisikan kembali pertobatan dalam keberagaman manusia.
5. Produk Kebudayaan Manusia Menghasilkan Peradaban
Setiap masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semuanya memiliki peradaban, peradaban merukapan tahap tertentu dan kebudayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sudah maju. Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi yang tinggi. Peradaban moral dan manusia merupakan nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
6. Seni sebagai Penggerak Budaya Peradaban
Akar pengalaman estetik merupakan pengalaman keseharian. Kepekaan atas medan bentuk serta pengalaman atas gerak denyut kehidupan macam itulah akar dan kesadaran estetik dan kecenderungan berkesenian. Seni adalah segala upaya untuk memberi bentuk manusiawi pada hidup dan semesta, berbagai cara membiasakan aspirasi batin lewat penciptaan benda dan peristiwa.
Tahap Eksistensi Manusia
A. Tahap Estetis
Tahap estetis adalah tahap di mana orientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. Manusia estetis adalah manusia yang pada akhir hidupnya hampir tidak bisa lagi menentukan pilihan, karena semakin banyak alternatif yang ditawarkan masyarakat dan jamannya.
B. Tahap Etis
Perubahan hidup dari estetis ke etis merupakan semacam pertobatan, di mana individu mulai menerima kebijakan-kebijakan moral dan memilih meningkatkan diri padanya. Manusia etis akan sanggup menolak tirani dan kuasa dari luar.
C. Tahap Religius
Lompatan tahap etis ke tahap religius lebih sulit karena tidak perlu pertimbangan rasional melainkan keyakinan subjektif berdasarkan pada iman. Hidup dalam Tuhan adalah hidup subjektivitas transedent, tanpa rasionalisasi atau tanpa ikatan kepada suatu yang bersifat duniawi.
Kaitan Psikologi dengan Agama
Agama bersifat dogmatis yaitu mengandung nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan kebenaran dalam agama tidak selalu dapat diterima dengan nalar. Psikologi menurut Plato dan Aristoteles adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir. Psikologi agama merupakan bagian dari psikologi yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan beragama.
Tahap Budaya
1. Budaya dalam kaitan Psikologis
Psikologi menurut budaya yaitu perilku yang cenderung untuk mengulang-ulang bentuk-bentuk perilsku tertentu karena perilaku tersebut diturunkan melalui pola asuh dan proses belajar. Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai budaya. Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai budaya secara logis akan mengalami berbagai permasalahan,persentuhan antar budaya akan selalu terjadi karena permasalahan silang budaya selalu terkait erat dengan cultural meterialisme yang mencermarti budata dari pola pikir dan tindakan dari kelompok sosial tertentu di mana pada tempramen ini banyak ditentukan oleh faktor keturunan. Masyarakat dan kebudayaannya pada dasarnya merupakan tayangan besar dari kehidupan bersama antara individu-individu manusia yang bersifat dinamis.
2. Budaya dan Perkembangan kepribadian
Kepribadian manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dalam arah-arah karakter yang lebih jelas dan matang. Perbuahan-perubahan tersebut sangat dipengaruhi lingkungan dengan fungsi-fungsi bawaan sebagai dasarnya. Selain itu, perkembangan kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh semakin bertambahnya usia seseorang.
3. Budaya dan Konsep Diri
Konsep diri adalah organisasi dari presepsi-presepsi diri. Suatu deskripsi tentang siapa kita , mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip.
4. Budaya dan Psikologi Indigenous
5. Perkembangan Budaya dan Aplikasi
Menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, ada 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
-Pengetahuan psikologi tidak dipaksa dari luar melainkan dari tradisi budaya setempa
-Psikologi sesungguhnya bukan berupa tingkah laku artifisial uang diciptalan melainkan berupa tingkah laku keseharian.
-Tingkah laku dipahami dan diinterpretasi tidak dalam kerangka teori yang import,melainkan dalam kerangka pemahaman buday setempat.
-Psikologi indegenous mencakup pengetahuan psikologi yang relevan dan didesain untuk orang- orang setempat.
Psikologi indegenous selalu dikaitkan dengan penelitian dan proses indigenesasi budaya. Proses untu indegenous psychology kan suatu budaya itulah yang disebut dengn indigenisasi.