My Song

Saturday, October 4, 2014

FILSAFAT 3 Oktober 2014 (Eksistensial)

Pada hari ini kami mempelajari tentang Eksistensial menurut para tokoh yaitu Kirkegaard dan Jean Paul Sartre. Pertama-tama saya akan membahas Eksistensial

Eksistensial .....
Aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yg khas di tengah makhluk lainnya.
Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi.

Etimologis: ex= keluar, sistentia (sistere)=berdiri. Manusia bereksistensi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dr dirinya.

Pusat diriku terletak di luar diriku. Ia menemukan pribadinya dg seolah2 keluar dr dirinya sendiri dan menyibukkan diri dg apa yg diluar dirinya.

Hanya manusialah yang dapat bereksistensi. Eksistensi tdk bisa disamakan dengan ‘berada’.
Pohon, anjing berada, tapi tidak berseksistensi.

Beberapa tokoh filsafat yg menganut gaya eksistensialisme, a.l.: Kierkegaard, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dll

Sulit menyeragamkan defenisi mengenai eksistensialisme, krn adanya perbedaan pandangan mengenai eksistensi itu sendiri.
Namun satu hal yg sama: filsafat hrs bertitik tolak pd manusia konkrit, manusia sbg eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi

Eksistensialisme menurut Kirkegaard


-Soren Aabye Kierkegaard lahir di Kopenhagen, Denmark 15 Mei 1813. Belajar teologi di Univ. Kopenhagen, tp tdk selesai. Saat 3 saudara, ayah dan ibunya meninggal ia mengalami krisis.
-Sempat menjauh dr temannya dan agama.
-Sempat bertunangan dg Regina Olsen, tp tdk jadi menikah.
-1849 kembali lagi ke agamanya (Kristen).
-Meninggal 1855 sbg org religius dan dipandang sbg tokoh di gerejanya.
-Dia dikenal sbg bapa eksistensialisme, aliran filsafat yg berkembang 50 thn setelah kematiannya.

Ciri-ciri eksistensialisme
-Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya manusia bereksistensi.
-Bereksistensi hrs diartikan scr dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri scr aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
-Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pd dunia sekitarnya, khususnya pd sesamanya.
-Memberi penekanan pd pengalaman konkrit.

Tiga cara bereksistensi: 
-Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yg dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yg amat bebas. Manusia hrs memilih hidup terus dg kenikmatan atau meloncat ke tingkat lebih tinggi lewat pilihan bebas.
-Sikap etis: Sikap menerima kaidah2 moral, suara hati dan memberi arah pd hidupnya. Ciri khasnya menerima ikatan perkawinan. Manusia sdh mengakui kelemahannya, tp belum melihat cara mengatasinya. Bila ia mengakui butuh pertolongan dr atas, maka ia loncat ke sikap hidup religius.
-Sikap religius: Berhadapan dengan Tuhan, manusia sendirian. Karena manusia religius percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diriNya pada manusia. Percaya model A ialah Allah hadir dimana-mana. Yang sukar adalah percaya model B: percaya bhw Allah menerima wajah manusiawi dlm Yesus agar bs berjumpa dengan Dia. Kita percaya model B, bila kita percaya bahwa kita yang lahir dlm waktu bisa menjadi abadi. Kita bs menjadi spt yang kita percayai.

Waktu dan keabadian
setiap org adalah campuran dr ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tp juga terpisah/terasing dr Allah. Manusia dpt menyatakan YA kpd Tuhan dlm iman, atau mengatakan TIDAK. Jika ia mengatakan YA, ia akan menjadi yg ia ada. 

Manusia hidup dalam dua dimensi sekaligus: keabadian dan waktu. Kedua dimensi itu bertemu dalam ‘saat’. Saat adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dalam saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu ‘loncatan’ dari waktu ke keabadian.

Subyektivitas dan eksistensi sebagai tugas
Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta, tp lebih dr itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yg hrs dijalani dg kesejatian shg org tdk tampil dg semu.  Eksistensi sbg tugas disertai oleh tanggungjawab.


Eksistensial menurut Jean Paul Sartre
Sartre.....
Lahir di Paris 1905
1929 menjadi guru
1931-36 dosen filsafat 
di Le Havre
1941 menjadi tawanan perang
1942-44 dosen Loycee Pasteur
Banyak menulis karya filsafat 
dan sastra.
Dipengaruhi oleh Husserl dan 
Heidegger.

Pemikiran filsafat Sartre




Bagi Sartre, manusia mengada dengan kesadaran sbg dirinya sendiri. Keberadaan manusia berbeda dg keberadaan benda lain yg tdk punya kesadaran.

Untuk manusia eksistensi adalah keterbukaan, beda dg benda lain yg keberadaannya sekaligus berarti esensinya.  Bagi manusia eksistensi mendahului esensi.

Asas pertama utk memahami manusia hrs mendekatinya sbg subjektivitas. Apapun makna yg diberikan pd eksistensinya, manusia sendirilah yang bertanggungjawab

Tanggungjawab yg menjadi beban kita jauh lebih besar dr sekedar tanggungjawab thdp diri kita sendiri

Pemikiran filsafat sartre dibedakan ‘berada dlm diri’ dan ‘berada untuk diri’
-Berada dalam diri = berada an sich, berada dlm dirinya, berada itu sendiri. Mis. meja itu meja, bukan kursi, bukan tempat tidur. Semua yang berada dalam diri ini tdk aktif. Mentaati prinsip it is what it is. Maka bagi Sartre  segala yang berada dalam diri: memuakkan.

-berada untuk diri=berada yg dengan sadar akan dirinya, yaitu cara berada manusia. Manusia punya hubungan dg keberadaannya. Bertanggungjawab atas fakta bhw ia ada. Mis. Manusia bertanggungjawab bhw ia pegawai, dosen. Benda tdk sadar bhw dirinya ada, tp manusia sadar bhw dia berada. Pd manusia ada kesadaran.

Biasanya kesadaran kita bukan kesadaran akan diri, melainkan kesadaran diri.

Beberapa kenyataan (kefaktaan) yg mengurangi penghanyatan kebebasan:
-Tempat kita berada: situasi yg memberi struktur pd kita, tp juga kita beri struktur.
-Masa lalu: tdk mungkin meniadakannya krn masa lampau menjadikan kita sebagaimana kita sekarang ini.
-Lingkungan sekitar 
-Kenyataan adanya sesama manusia dg eksistensinya sendiri.
-Maut: tdk bisa ditunggu saat tibanya, walaupun pasti akan tiba.

Ketubuhan manusia
Dalam eksistensi manusia, kehadiran selalu menjelama sbg wujud yg bertubuh. Tubuh mengukuhkan kehadiran manusia.
Tubuh sbg pusat orientasi tdk bisa dipandang sbg alat sematamata,tp mengukuhkan kehadiran kita sbg eksistensi.

Komunikasi dan cinta
Komunikasi = suatu hal yg apriori tak mungkin tanpa adanya sengketa, krn setiap kali org menemui org lain pd akhirnya akan terjadi saling objektifikasi, yg seorg seolah2 membekukan org lain.  Terjadi saling pembekuan shg masing2 jadi objek.

Cinta = bentuk hubungan keinginan saling memiliki (objek cinta). Akhirnya cinta bersifat sengketa krn objektifikasi yg tak terhindarkan.




sumber: ppt materi filsafat 3 oktober 2014













1 comment: