My Song

Tuesday, November 11, 2014

Motivasi Belajar pada Anak Tunanetra

Motivasi Belajar pada Anak Tunanetra
Latar Belakang Masalah
     Anak berkebutuhan khusus seperti anak tunanetra merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang didalam dirinya terdapat martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak tunanetra mempunyai cacat mental, fisik, dan sosial. Namun anak tunanetra juga mempunyai hak yang sama seperti anak-anak lainnya. Hal tersebut termasuk dalam pendidikan dan belajar. 
Rahmawati (dikutip dalam Gagne, 2013) mengemukakan bahwa: 
     belajar adalah sesuatu yang terjadi di benak seseorang di dalam otaknya, jadi belajar merupakan suatu proses dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar yang menginginkan adanya perubahan tingkah laku secara konstruktif. Guru harus senantiasa berusaha agar dalam pelaksanaan proses belajar mengajar berjalan sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan memberikan motivasi yang cukup kepada peserta didik. 
     Dengan memberikan mereka hak yang sama akan hal tersebut, maka akan membantu mereka menemukan diri seutuhnya. Membantu anak berkebutuhan khusus agar dapat belajar dengan baik dapat dengan cara memberi motivasi. Anak tunanetra juga membutuhkan motivasi dari lingkungan sekitarnya sehingga mendapatkan sebuah pengakuan di lingkungannya yang berguna untuk menimbulkan rasa percaya diri yang dalam pengembangan kemampuan berpikir anak tunanetra.
Motivasi Belajar
    Huitt  (dikutip dalam Rahmawati, 2013) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi atau status internal yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Jadi ada tiga kata kunci tentang pengertian motivasi menurut Huitt, yaitu: (a) kondisi atau status internal itu mengaktifkan dan memberi arah pada perilaku seseorang, (b) keinginan yang memberi tenaga dan mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan, (c) Tingkat kebutuhan dan keinginan akan berpengaruh terhadap intensitas perilaku seseorang.
Pengertian motivasi yang lainnya adalah suatu proses yang mendorong, mengarahkan dan memelihara perilaku manusia kea rah pencapaian tujuan dan segala yang ada di dalam diri manusia untuk membentuk motivasi (Greenberg & Baron dikutip dalam Khairani, 2013).
     Menurut Sudarwan Danim (dikutip dalam Rahmawati, 2013) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
     Jadi, inti dari pengertian motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu kegiatan dengan baik. Dengan demikian, motivasi belajar merupakan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar dengan sepenuh hati.  Bagi siswa, motivasi itu diibaratkan bahan bakar sebuah kendaraan. Bagusnya mesin dan halusnya penyetelan tidak akan berarti kalau tidak memiliki bahan bakar. Bahan bakar menjadi unsur vital bagi sebuah kendaraan. Begitu pula halnya dengan motivasi bagi anak untuk belajar. Motivasi inilah yang menggerakkan mereka untuk belajar (Rahmawati, 2013).

     Faktor-faktor motivasi belajar. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Selain itu, faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.  Tetapi, kedua faktor disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat (Uno, 2007).
     Peranan motivasi dalam belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, antara lain (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan (d) menentukan ketekunan belajar (Uno, 2007).
Tunanetra
    Organ mata dalam sistem pancaindera manusia merupakan salah satu dari indera yang sangat penting, sebab disamping menjalankan fungsi fisiologis dalam kehidupan manusia, mata dapat juga memberikan keindahan muka yang sangat mengagumkan. Atas dasar itulah dalam banyak puisi mata sering diibaratkan sebagai cermin dari jiwa. Anak tunanetra merupakan seseorang yang mengalami kondisi organ mata yang tidak normal dalam proses fisiologis melihat. Seperti bayangan benda yang ditangkap oleh mata tidak dapat diteruskan oleh kornea, lensa mata, retina dan ke saraf karena suatu sebab, misalnya kornea mata mengalami kerusakan, kering, keriput, lensa mata menjadi keruh, atau saraf yang menghubungkan mata dengan otak mengalami gangguan (Efendi, 2006). Pada umumnya yang digunakan sebagai patokan bahwa seorang anak termasuk tunanetra atau tidak ialah berdasarkan tingkat ketajaman penglihatannya (Sutjihati dikutip dalam Efendi, 2006).
Motivasi Anak Tunanetra
     Hambatan yang dialami anak tunanetra dalam melakukan kegiatan adalah timbulnya emosional-emosional akibat ketidakberdayaannya. Apabila reaksi tersebut muncul dan meningkat, maka hal tersebut sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadiannya. Reaksi emosional dapat berupa rendah diri, minder, mudah tersinggung dan frustasi. maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan motivasi (Efendi, 2006). Motivasi lebih menitikberatkan pada cara mengajar dan pemberian evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi anak yang berkelainan. Contoh, bagi anak tunanetra, mempelajari orientasi dan mobilitas yang ditekankan pada pengenalan suara binatang akan lebih menarik dan mengesankan jika mereka diajak ke kebun binatang (Efendi, 2006). 
Kesimpulan     
Tunanetra adalah seseorang yang memiliki kekurangan dalam penglihatan atau tidak berfungsinya indera penglihatan. Selain itu, motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang untuk bergerak melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan tertentu. Penderita tunanetra memiliki tingkat emosional yang tinggi akibat kekurangannya tersebut, sehingga dibutuhkan motivasi agar dapat mendorong pribadinya untuk tetap menyeimbangkan kualitas kerja otak. Akibat tidak berfungsinya indera penglihatan maka diperlukan motivasi yang memusatkan pada suara seseorang untuk memberikan arahan dan tujuan tertentu.
     







Daftar Pustaka
Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
Khairani, M. (2013). Psikologi belajar. Sleman, Yogyakarta: Aswaja.
Rahmawati, A. K. (2013). Pentingnya meningkatkan motivasi belajar anak. Jurnal ilmiah teknologi pendidikan. Diunduh dari http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/pentingnya-meningkatkan-motivasi_8155.html.
Sapariadi., Sutarno., Sinaga, F. G., Subaga, N. S. (1982). Mengapa anak berkelainan perlu mendapat pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
Uno, H. B. (2007). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

1 comment:

  1. Wynn Resorts Announces Plans To Add A Million To Its Gambling
    Wynn Resorts (WYNN) and Wynn Interactive (NASDAQ:WYNN) 충주 출장샵 announce plans baoji titanium to create a nationwide, multistory, gaming 계룡 출장안마 The Wynn Resorts will open 광주 출장안마 at Wynn 수원 출장안마 Las Vegas in the

    ReplyDelete